Jumat, 10 September 2010

Malam Takbiran...


Malam Takbiran….
Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar…
La illaha illallahu wallahu akbar…
Allahu akbar walillahilham…
Gema takbir berkumandang memeriahkan suasana malam itu. Disana-sini diselimuti atmosfer kegembiraan setelah sukses dalam berpuasa Ramadan sebulan ini. Sesekali deru petasan dan kilauan kembang api menambah ramai suasana menjadi ungkapan kebahagiaan. Anak-anak begitu ceria bermain, berlarian, di tengah takbir dan kelap-kelip kembang api itu. Begitu pula dua sepupuku, adikku, dan aku sendiri yang malam itu juga serasa menikmati masa kanak-kanak kembali. Ya! Aku memang sengaja berbelanja petasan dan kembang api untuk mala mini. Kebetulan adikku beberapa hari lalu meminta dibelikan kembang api. Itung-itung untuk hiburan bersama lah! Jadi aku punya alasan untuk kembali menjadi anak-anak seperti mala mini. Hahaha…
Sekilas dari luapan emosi kegembiraan itu, aku mengingat masa kecilku dulu. Seharusnya ini menjadi tahun ke-19 aku mendengar takbiran( seandainya sejak bayi aku bisa mengingatnya), tapi di otakku hanya ada beberapa bayangan masa lalu. Waktu begitu cepat berlalu (begitu yang ku rasa). Masih jelas teringat ketika dulu aku kecil, pertama menempati rumah orang tuaku ini, (note: sampai aku umur 5 tahun kami sekeluarga tinggal di rumah nenek)ramadhan pertama dipenuhi dengan kebahagiaan. Seakan aku bisa melihat masa lalu, ketika rumah ini masih berupa rumah kecil yang sangat sederhana (dan sampai sekarang masih sederhana juga). Aku dan sahabatku,sekaligus saudaraku, Firman, berlarian kesana kemari bermain petasan. Serupa dengan malam ini ketika aku melihat dua sepupuku yang nampak bahagia bermain bersama. Ternyata itu sudah 14 tahun lalu berlalu. Bayangan aku kecil yang bermain bersama anak-anak kampung lain, takbiran bersama, mengaji, semua seakan memenuhi otakku. Begitu banyak hari yang terlewat dan aku merasa itu semua sangat cepat berlalu. Aku kecil seorang anak yang pandai dan dikenal dimana sebagai seorang anak pendiam, ketika kelas 3 SMP berubah menjadi seorang anak yang cerewet setelah mulai mengenal “cewek”. Itu fase perubahan kepribadianku yang aku ingat. Hari-hari dipenuhi dengan kegembiraan dan hura-hura, menutup kemilau prestasi yang aku rintis sejak kecil. Itu semua juga berlalu begitu cepat menurut ingatanku. Masa SMA yang sangat indah pun kini telah berlalu. Belasan momen takbiran tak terasa telah terlewatkan dan aku hanya bisa mengingatnya. Di situlah ada sedikit rasa menyesal bercampur sedih. Kenapa waktu terasa cepat sekali berlalu? Rasanya baru kemarin aku takut masuk SMP karena harus naik angkot sendiri ke luar kota. Rasanya baru kemarin aku bermain petasan bersama anak-anak kampung lain. Rasanya baru kemarin…

Apakah ini yang dikatakan hilangnya hikmah waktu? Seandainya kalian semua juga pernah merasakan, adakalanya kita tidak ingin waktu cepat berlalu bukan? Seperti pada bulan ramadhan. Suasana yang jauh berbeda dari hari biasanya. Ketika puasa,sedang panas-panasnya, kita berharap cepat terdengar adzan maghrib. Namun ketika hari menjelang lebaran, kada kita berpikir,”kenapa lusa sudah lebaran? Cepat sekali waktu berlalu?”

Entah apakah aku siap atau tidak. Mungkin setelah ini akan ada hari-hari lain yang aku rindukan. Termasuk malam ini! Malam dimana aku teringat akan masa kecil yang sangat indah. Aku tak ingin waktu cepat berlalu. Jika dipikirkan dan dibayangkan, mungkin tinggal 3-4 tahun lagi sebelum kehidupan baru menghampiriku,jika Allah menghendaki. Aku sudah bukan lagi seorang anak lelaki yang wajib diberi makan oleh ayah ibu. Dan 3-4 tahun itu akan berlalu sangat cepat ketika aku harus memulai lepas dan hidup dengan kaki dan tanganku sendiri.

Catatan ini aku tulis untuk masa depan, masa dimana aku akan mengingat bahwa aku tak pernah waktu cepat berlalu walau itu harus. Membuat ketupat bersama kakek kemarin malam, menyiapkan hidangan lebaran bersama ibu tiap tahun, becanda bersama ayah, semuanya seakan ingin aku ulang kembali. Aku merindukan masa itu. Ketika itu pula aku harus tersadar, jalanku semakin berat. Kesenangan masa lalu harus segera aku ganti untuk memperoleh kesuksesan…

Untuk semua waktu yang telah berlalu, aku berharap aka nada kenangan indah lagi ketika aku mengingatnya dalam kesuksesanku kelak. Semoga apa yang diawali pada malam hari ini akan terlewatkan dengan indah, dengan baik, sehingga waktu berlalu dengan meninggalkan kenangan yang juga indah.

Taqobalallah minna wa minkum, taqobbal ya karim…
Minal ‘aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin…

Salam indah untuk sebuah kesuksesan di masa depan…

Selamat berlebaran… ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar