Minggu, 13 Februari 2011

Di HPmu, di Hatimu


bagian 1

Waktu menunjukkan pukul 08.07 ketika aku mendengar nada SMS di HPku berbunyi. Sms dari Reno, pacarku. Dia berniat datang ke rumahku hari ini untuk sekedar mampir dan ngobrol melepas kangen. Kami memang cukup lama tidak bertemu. 3 minggu lalu, aku mendapat tugas penelitian ke Bandung dan baru kemarin aku kembali ke Semarang. Selama itu kami hanya berhubungan lewat sms.

“Mey, aku menuju rumahmu,” bunyi sms Reno setengah jam kemudian. Aku tengah bersiap di depan cermin menyiapkan penampilan sebaik mungkin. Ya, maklum saja, aku nggak mau kesan pertama pertemuan kami setelah 3 minggu nggak bertemu jadi jelek karena penampilanku yang amburadul. Aku nggak mau orang yang menantiku disini merasa kecewa melihatku.

Setengah jam berselang, Reno datang. Dia membawakan mawar putih kesukaanku. Entah apa sebabnya aku sangat senang ketika ada seseorang membawakan mawar putih buatku, terlebih jika itu dari Reno. Aku mempersilakannya duduk di ruang tamu. Kami memulai percakapan kami dengan senyuman. Ya, senyuman Reno masih setulus dulu saat dia menyatakan cintanya padaku. Obrolan kami hampir membahas semua hal. Kami saling bertanya tentang kegiatan kami selama terpisah jarak, kami juga saling bercerita tentang pekerjaan kami masing-masing. Aku seorang mahasiswa S2 psikologi di Semarang dan Reno seorang wiraswasta di Semarang pula. Dia memiliki beberapa toko furniture di Semarang dan Jogja. Kami berbagi cerita yang sebenarnya antara kami sendiri tidak saling mengerti. Bidangnya jauh berbeda dengan bidangku dan begitu pula yang semestinya ia rasakan. Tapi entah mengapa kami sangat nyambung dalam berbagi cerita.

Sambil mengobrol, Reno membuka laptopnya sambil berselancar di dunia internet. Ya, begitulah pekerjaannya sehari-hari. Mengecek laporan keuangan secara online. Dia juga seorang pecinta barang unik. Maka nggak heran kalau dia sering berburu barang-barang unik ke berbagai daerah.

Saat dia sibuk dengan leptopnya, aku membuka-buka HPnya. Sejenak dia menatapku, lalu tersenyum. Aku memang sering melihat-lihat inbox di HPnya dan dia tahu itu. Namun kali ini berbeda. Tiba-tiba saja aku ingin melihat isi gallery-nya. Disana terdapat banyak foto kami berdua. Mungkin foto-foto itulah yang bisa menjadi pengobat rindunya kepadaku saat aku jauh. Saat sedang asyik melihat-lihat, aku dkejutkan oleh foto seorang cewek yang tanpa sengaja aku buka. Siapa dia??

Hatiku mulai berdebar kencang. Senyumku hilang dan perasaan senangku berubah trenyuh dibumbui berbagai pertanyaan yang seketika itu muncul memenuhi otakku. Siapa cewek itu? Kenapa bisa ada fotonya di HP Rano? Kapan foto itu diambil? Dan banyak pertanyaan lain yang semakin lama semakin membuatku berpikiran buruk terhadap Reno.

Aku melihat ke arahnya. Dia sedang asyik menulis. Entah apa yang dia lakukan, karena saat itu kami duduk berhadapan. Dia mengangkat kepalanya dan tersenyum. Namun, senyum yang biasanya hangat kini terasa sangat dingin penuh dengan rahasia.

Aku nggak berani menanyakan langsung sama Rano. Aku Cuma bisa berspekulasi dengan pikiranku sendiri, tentang siapa cewek itu dan apa hubunganya dengan Rano. Apa mungkin Rano selingkuh? Cowok sebaik dia selingkuh? Atau mungkin itu relasinya? Tapi kenapa bisa ada fotonya di HP Rano? Seberapa spesialkah cewek itu? semua pertanyaan itu hanya tersimpan rapi di pikiranku. Aku mencoba menjaga pertemuan kami kali ini dengan baik dan nggak pengen merusaknya. Ya, aku memang pintar menghibur diri dan menyuntikkan pikiran positif atas orang lain di pikiranku. Aku mencoba diam dan melupakannya. ***

Malam ini aku nggak bisa tidur. Pikiranku masih berputar menganalisa keberadaan cewek itu di HP Rano. Mana mungkin Rano selingkuh? Tiap ada waktu luang, kami selalu Smsan, BBM-an, telpon-an. Kalaupun selingkuh, kapan dia melakukannya? Hampir 50% aktivitasku sehari-hari adalah berhubungan dengan dia, mulai saat aku bangun tidur, pulang kuliah, sampai hendak tidur kami selalu berkomunikasi. Dia pun seorang yang sangat perhatian yang rela menghabiskan waktunya hanya untuk menghubungiku dan terkadang menyempatkan telepon hanya untuk mendengarkan curhatku. Kenapa tiba-tiba ada foto cewek itu? Apa Rano mulai jenuh karena aku pergi cukup lama kemarin??

Pikiranku mulai kacau dan perlahan-lahan hati ini terasa sakit membayangkan kemungkinan terburuk yang terjadi padaku tanpa aku ketahui. Hatiku mulai nggak tenang dan air mata ini seakan ingin keluar. Ucapan selamat tidur dari Reno pun tak mampu membuatku tersenyum. Hingga tanpa sadar aku menutup hariku dengan sejuta Tanya yang tak terjawab tentang cewek itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar